KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, memperingatkan, “kecurangan besar-besaran dapat menggagalkan koalisinya meraih kemenangan dalam pemilu yang ketat pada akhir pekan.Koalisi Barisan Nasional sudah memerintah selama 57 tahun tapi pada pemilu terakhir tahun 2008 kehilangan mayoritas dua-pertiga dalam Parlemen.
Kini Malaysia menunggu untuk menyaksikan apakah oposisi pemimpin Anwar Ibrahim dapat memaksa pergantian pemerintah.
Anwar mengatakan, ia percaya koalisi tiga partai Pakatan Rakyat pimpinannya dapat memenangkan pemilu.Akan tetapi, tokoh kontroversial itu mengemukakan tudingan pembelian suara dan kecurangan dalam pendaftaran pemilih yang menguntungkan pemerintah.Menurutnya, “kecurangan besar-besaran” dapat mencegah kemenangan.
Ia melihatnya sebagai tidak biasa bahwa Australia tidak mengirim tim pengamat pemilu ke Malaysia.“Ini mengherankan bagi saya karena respon awal dari Australia adalah tidak melakukan campur tangan dalam urusan dalam negeri,” katanya dalam program Lateline ABC.
“Kami tidak meminta dukungan terhadap partai manapun. Kami meminta Australia untuk tetap konsisten dengan posisi kebijakan luar negerinya untuk mendukung kebebasan dan demokrasi.” “Kenapa Australia berbicara lantang tentang Irak atau Afghanistan atau Myanmar dan membisu tentang Malaysia?”
Oposisi Malaysia terdiri dari tiga partai multi-rasial, satu diantaranya beranggota mayoritas etnik Cina, satunya lagi Muslim. Pemerintah mengatakan, oposisi multi-rasial tidak stabil dan kerusuhan sipil dapat tercetus jika mereka terpilih.
Jajak pendapat paling akhir menunjukkan, kedua koalisi bersaing ketat dengan jumlah pendukung yang kurang lebih sama. Anwar pernah enam tahun dipenjarakan atas tuduhan korupsi dan pelanggaran seksual, yang kini luas dipandang sebagai kampanye fitnah oleh pemerintah. Putrinya, Nurul Izzah Anwar, memenangkan kursi dalam Parlemen di tahun 2008.
Sebelumnya, Nurul mengatakan dalam program World Today bahwa ia merasa optimis tapi hati-hati tentang pemilu. “Setiap anggota koalisi, setiap pemimpin memahami, begitu banyak yang dipertaruhkan,” katanya.
“Harapan banyak rakyat Malaysia berada di tangan kami.”
“Harapan banyak rakyat Malaysia berada di tangan kami.”
Ia mengatakan, keterlibatan kaum muda Malaysia dalam politik dapat mengubah arah negara itu. “Sekitar hampir 30 persen orang yang memilih untuk pertama kalinya adalah kaum muda. Mereka adalah kelompok yang lebih cerdas, lebih kritis,” katanya. (abc/d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar