google.com, pub-5013500952012613, DIRECT, f08c47fec0942fa0
☆BreakingNews >
Home » , , , , » Daya Listrik Kurang, Proyek Jardiknas Terbengkalai

Daya Listrik Kurang, Proyek Jardiknas Terbengkalai

| Diposting : Kamis, 15 Juli 2010 | Pukul : 20.45.00 |

web
Suarapublic.CO.CC, MUARATEWEH - Minimnya daya listrik terpasang di Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalteng, ternyata tak hanya melumpuhkan aktivitas kerja di salah satu instansi vital pemerintahan daerah tapi juga membuat seperangkat peralatan jaringan pendidikan dalam proyek Jardiknas Barut tak bisa dioperasikan alias terbengkalai.

Status alat yang telah menghabiskan APBD milyaran itu boleh dianggap mubazir, karena sejak dibeli beberapa tahun silam hingga sekarang tak pernah bisa dioperasikan. Akibatnya, hingga sekarang, tak diketahui secara pasti, apakah peralatan yang konon kabarnya dibeli langsung oleh pihak pengelola proyek Disdik Barut itu, bisa dioperasikan atau tidak. Padahal program itu cukup penting artinya bagi peningkatan ilmu pengetahuan para siswa, karena dengan peralatan itu, siswa bisa mengakses lebih leluasa keperluan materi atau bahan, sesuai kurikulum yang berlaku.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional Barut, Drs Jamaluddin, usai memberikan keterangan perihal penolakan usulan penambahan daya listrik yang mereka ajukan ke PLN, membenarkan proyek jardiknas di instansi yang dia pimpin belum bisa dioperasikan. Dia tak begitu mengetahui masalah lain hingga program penting itu tak berfungsi. Setahunya, dikarenakan daya listrik di kantor Disdik tak mampu mengopeasikan peralatan yang ada.

"Peralatan dibeli waktu pejabat sebelum saya memimpin Disdik. Jadi bila ada masalah lain sebelum saya menjabat disini saya tak tahu. Tentang program itu juga saya tak begitu mengetahuinya," ucap Jamal, sembari memanggil salah satu pejabat bawahannya di bagian yang menangani proyek tersebut.

Seorang perempuan yang diminta mendampinginya di dalam ruang kerja untuk menjelaskan detail proyek tersebut mengatakan program Jardiknas diadakan agar siswa di semua kecamatan Barut terbantukan soal penyediaan materi pelajaran. "Saya tak mengetahui adanya peralatan lain. Yang saya tahu hanya ada seperangkat alat komputer untuk servernya," ucap wanita berjilbab pendamping Jamaluddin itu, namun enggan menjelaskan identitasnya.

"Tapi proyek yang terealisai itu baru untuk pemenuhan kebutuhan siswa di ibukota. Sedangkan di kecamatan rencananya direalisasikan dalam proyek lanjutan," ucapnya. Hanya ada sedikit kejanggalan. Ketika ditanyakan penyebab Jardiknas tak beroperasi, pegawai perempuan yang diminta Jamaluddin mendampinginya menjelaskan proyek jardiknas itu, justru tak bisa menjelaskan secara pasti.

Pun ketika disodorkan jawaban bila salah penyebabnya adalah kurangnya daya listrik di kantor Disdik Barut, dia sempat bengong sebentar, lalu kemudian mengangguk membenarkan. "Mungkin juga. Oh ya....ya," ucapnya singkat. Dibenarkannya bila peralatan Jardiknas yang menelan dana milyaran itu, sejak dibeli dari anggaran dana tahun sebelumnya, hingga sekarang tak pernah dioperasikan.

Dia juga tak bisa menjelaskan, proses serah terima, termasuk pengecekan operasinal barang, sebelum diserah terimakan ke pihak Disdik Barut. "Saya lupa apakah pernah di tes atau tidak. Sekarang peralatan masih ada digudang," ucapnya.

=========================================================================







--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagikan artikel ini :

Tidak ada komentar:

 
Hak Cipta© 2009-2016. Mardedi H Andalus | Semua hak dilindungi undang-undang.
Link: Facebook.com | Support: Creating Website | Blogger