SUARAPUBLIC.CO.CC, Jakarta - Politisi MPR menilai, perlu konsep yang matang jika memang ibukota harus dipindah. Diharapkan, wacana pemindahan ibukota tidak timbul karena emosional akibat Jakarta diprediksikan macet total pada 2014.
"Saya melihat wacana ini belum konsepsional, lebih karena emosional karena kejengkelan spikologis Jakarta akhir-akhir ini," ujar Wakil Ketua MPR Hajriyanto Tohari dalam diskusi ‘Mungkinkan pemindahan pusat pemerintahan’ di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/8)
Wacana pemindahan ibukota ini sebenarnya sudah lama dan sering mengemuka sejak masa Presiden Soekarno dan dipindah ke Palangkaraya. Kemudian sekarang muncul kembali namun secara negatif karena merupakan reaksi dari kejengkelan Jakarta atas kemacetannya.
Kalau memang ada perpindahan, kata dia perlu UU yang isinya memuat konsep dan format untuk memindahkan ibukota. Tak hanya itu, UU tersebut perlu dilengkapi dengan jadwal yang tepat sehingga anggaran DPR bisa diselesaikan secara berangsur-angsur.
Dia memandang, hal ini perlu keseriusan karena wacana ini sering terjadi hanya sporadis semata. Kalau ada dokumen konsepsional maka langkah kedepan semakin konkrit.
 |
Hajriyanto Tohari (IST) |
Wacana pemindahan ibukota ini sebenarnya sudah lama dan sering mengemuka sejak masa Presiden Soekarno dan dipindah ke Palangkaraya. Kemudian sekarang muncul kembali namun secara negatif karena merupakan reaksi dari kejengkelan Jakarta atas kemacetannya.
Kalau memang ada perpindahan, kata dia perlu UU yang isinya memuat konsep dan format untuk memindahkan ibukota. Tak hanya itu, UU tersebut perlu dilengkapi dengan jadwal yang tepat sehingga anggaran DPR bisa diselesaikan secara berangsur-angsur.
Dia memandang, hal ini perlu keseriusan karena wacana ini sering terjadi hanya sporadis semata. Kalau ada dokumen konsepsional maka langkah kedepan semakin konkrit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar