MENTAWAI - Pemerintah provinsi Sumatra Barat terus memaksimalkan pencarian dan evakuasi para korban tsunami di Pulau Pagai, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Hal itu untuk menghindari cuaca buruk yang diprediksi akan terjadi akhir Oktober dan awal November 2010.
Perkiraan cuaca buruk di perairan Mentawai itu disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Disebutkan pada 30 dan 31 Oktober serta 1 dan 2 November 2010 cuaca buruk akan terjadi di perairan setempat.
"Karenanya pencarian dan evakuasi dimaksimalkan hari ini," kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Padang, kemaren.
Menurut dia, evakuasi ditingkatkan dengan bertambahnya anggota tim pertolongan dan pencarian (SAR) serta relawan yang tiba di Sikakap dari Padang.
Selain memaksimalkan evakuasi, para relawan dan tim SAR juga memaksimalkan pemakaman jasad korban yang telah ditemukan, tambahnya.
Pemakaman jasad korban harus disegerakan karena kondisi jasad yang sudah rusak dan menebar bau menyengat. Pemakaman dilakukan secara massal di sekitar tempat jasad ditemukan.
Ditargetkan Jumat semua jasad yang ditemukan telah dimakamkan, termasuk jasad yang baru ditemukan, kata Irwan.
Sementara itu, Ketua Pusat Operasi dan Pengendalian BPBD Sumbar, Ade Edwar mengkhawatirkan memprediksi hujan curah tinggi dan gelombang besar di perairan laut Mentawai akan mengganggu pelaksanaan tanggap darurat pascagempa dan tsunami di wilayah itu.
Prediksi BMKG itu menyebutkan, akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan gelombang laut mencapai empat hingga lima meter.
Kondisi cuaca buruk itu membahayakan bagi pelayaran ke Pulau Pagai terutama dalam rangka pelaksanaan tanggap darurat pascagempa dan tsunami, katanya.
Ia menyebutkan, dalam kondisi seperti itu kemungkinan pelayaran ke Mentawai bisa ditunda, begitu pula penerbangan pesawat.
Pengiriman bantuan melalui udara dengan helikopter juga akan dialihkan ke daerah lain yang lebih dekat dengan Pulau Pagai seperti Muko-Muko, Bengkulu.
Penerbangan helikopter dari Muko-Muko ke Pulau Pagai sekitar 30 menit, sedangkan dari Padang sekitar 1 jam 30 menit.
Jumlah korban akibat gempa 7,2 skala Richter dan tsunami ini yang telah terdata hingga Jumat sebanyak 413 orang tewas, 298 orang hilang.
Kemudian jumlah korban luka berat tercatat 207 orang dan luka ringan 142 orang.
Jumlah rumah warga yang rusak berat dan yang hilang diseret tsunami terdata sebanyak 517 unit dan yang rusak ringan 204 unit.
Korban luka-luka dirawat di rumah sakit Darurat di Puskesmas Sikakap dan Gereja GPKM Sikakap.
Perkiraan cuaca buruk di perairan Mentawai itu disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Disebutkan pada 30 dan 31 Oktober serta 1 dan 2 November 2010 cuaca buruk akan terjadi di perairan setempat.
"Karenanya pencarian dan evakuasi dimaksimalkan hari ini," kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Padang, kemaren.
Menurut dia, evakuasi ditingkatkan dengan bertambahnya anggota tim pertolongan dan pencarian (SAR) serta relawan yang tiba di Sikakap dari Padang.
Selain memaksimalkan evakuasi, para relawan dan tim SAR juga memaksimalkan pemakaman jasad korban yang telah ditemukan, tambahnya.
Pemakaman jasad korban harus disegerakan karena kondisi jasad yang sudah rusak dan menebar bau menyengat. Pemakaman dilakukan secara massal di sekitar tempat jasad ditemukan.
Ditargetkan Jumat semua jasad yang ditemukan telah dimakamkan, termasuk jasad yang baru ditemukan, kata Irwan.
Sementara itu, Ketua Pusat Operasi dan Pengendalian BPBD Sumbar, Ade Edwar mengkhawatirkan memprediksi hujan curah tinggi dan gelombang besar di perairan laut Mentawai akan mengganggu pelaksanaan tanggap darurat pascagempa dan tsunami di wilayah itu.
Prediksi BMKG itu menyebutkan, akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan gelombang laut mencapai empat hingga lima meter.
Kondisi cuaca buruk itu membahayakan bagi pelayaran ke Pulau Pagai terutama dalam rangka pelaksanaan tanggap darurat pascagempa dan tsunami, katanya.
Ia menyebutkan, dalam kondisi seperti itu kemungkinan pelayaran ke Mentawai bisa ditunda, begitu pula penerbangan pesawat.
Pengiriman bantuan melalui udara dengan helikopter juga akan dialihkan ke daerah lain yang lebih dekat dengan Pulau Pagai seperti Muko-Muko, Bengkulu.
Penerbangan helikopter dari Muko-Muko ke Pulau Pagai sekitar 30 menit, sedangkan dari Padang sekitar 1 jam 30 menit.
Jumlah korban akibat gempa 7,2 skala Richter dan tsunami ini yang telah terdata hingga Jumat sebanyak 413 orang tewas, 298 orang hilang.
Kemudian jumlah korban luka berat tercatat 207 orang dan luka ringan 142 orang.
Jumlah rumah warga yang rusak berat dan yang hilang diseret tsunami terdata sebanyak 517 unit dan yang rusak ringan 204 unit.
Korban luka-luka dirawat di rumah sakit Darurat di Puskesmas Sikakap dan Gereja GPKM Sikakap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar