SUARAPUBLIC.COM - Sampai saat ini belum ada perubahan terkait Jakarta yang juga akan dijadikan kandang Filipina di semifinal AFF Suzuki Cup 2010. Federasi Sepakbola ASEAN atau AFF dikabarkan menolak permintaan Filipina untuk menumpang di Vietnam.
Kabar tersebut dimuat di situs harian setempat, Inquirer, hari Sabtu (11/12/2010) ini, menyusul kontroversi penunjukan Stadion Gelora Bung Karno sebagai tempat Filipina memainkan laga kandangnya melawan Indonesia pada 16 Desember mendatang.
Pihak Filipina sangat geram dengan keputusan tersebut karena itu berarti mereka akan bermain dua kali di markas Indonesia, sementara mereka baru saja mencetak sejarah dengan lolos ke semifinal Piala AFF untuk pertama kalinya.
Perwakilan otoritas Filipina sudah mengajukan permohonan agar keputusan itu diubah, supaya pertandingan digelar di Panaad Stadium di Bacolod City atau tempat netral di Hanoi, Vietnam.
"Semua prosedur (surat untuk AFC, logistik, marketing, dan produksi TV) sudah diimplementasikan ke Jakarta. Itu sebabnya kami tidak bisa mengabulkan permintaan Anda," kata ketua kompetisi AFF, Ravy Khek, dalam suratnya kepada sekjen Federasi Sepakbola Filipina, Chito Manuel.
Filipina menunjuk Jose Mari Martinez sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Saat masih menjabat presiden federasi, Martinez tidak merekomendasikan stadion mereka untuk menggelar pertandingan Piala AFF. Hal itu terjadi di akhir November, bahkan sebelum turnamen dimulai, sebelum Martinez turun dari jabatannya, dan tempatnya digantikan Mariano Araneta sebagai presiden interim.
Ironisnya, Martinez disebut-sebut masih diakui oleh FIFA meskipun dua minggu lalu dilengserkan oleh 25 dari 33 anggota federasi Filipina. Kabarnya lagi, pada Senin lusa ia akan ke Jakarta untuk membahas lagi revenue sharing dari penjualan tiket pertandingan "kandang" Filipina, bahkan menjajaki kemungkinan menukar jadwal leg kedua di Filipina pada 19 Desember.(*)
Kabar tersebut dimuat di situs harian setempat, Inquirer, hari Sabtu (11/12/2010) ini, menyusul kontroversi penunjukan Stadion Gelora Bung Karno sebagai tempat Filipina memainkan laga kandangnya melawan Indonesia pada 16 Desember mendatang.
Pihak Filipina sangat geram dengan keputusan tersebut karena itu berarti mereka akan bermain dua kali di markas Indonesia, sementara mereka baru saja mencetak sejarah dengan lolos ke semifinal Piala AFF untuk pertama kalinya.
Perwakilan otoritas Filipina sudah mengajukan permohonan agar keputusan itu diubah, supaya pertandingan digelar di Panaad Stadium di Bacolod City atau tempat netral di Hanoi, Vietnam.
"Semua prosedur (surat untuk AFC, logistik, marketing, dan produksi TV) sudah diimplementasikan ke Jakarta. Itu sebabnya kami tidak bisa mengabulkan permintaan Anda," kata ketua kompetisi AFF, Ravy Khek, dalam suratnya kepada sekjen Federasi Sepakbola Filipina, Chito Manuel.
Filipina menunjuk Jose Mari Martinez sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Saat masih menjabat presiden federasi, Martinez tidak merekomendasikan stadion mereka untuk menggelar pertandingan Piala AFF. Hal itu terjadi di akhir November, bahkan sebelum turnamen dimulai, sebelum Martinez turun dari jabatannya, dan tempatnya digantikan Mariano Araneta sebagai presiden interim.
Ironisnya, Martinez disebut-sebut masih diakui oleh FIFA meskipun dua minggu lalu dilengserkan oleh 25 dari 33 anggota federasi Filipina. Kabarnya lagi, pada Senin lusa ia akan ke Jakarta untuk membahas lagi revenue sharing dari penjualan tiket pertandingan "kandang" Filipina, bahkan menjajaki kemungkinan menukar jadwal leg kedua di Filipina pada 19 Desember.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar