JAKARTA - Pemerintah Kemendiknas mengalokasikan 60 persen angggaran pendidikan untuk daerah. Tahun ini anggran pendidikan Rp248 triliun, dialokasikan ke daerah Rp158 triliun.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam rilis yang diterima kalangan wartawan, Minggu, 9 Januari. "Enam puluh persen lebih dana pendidikan ditransfer ke daerah," katanya, seperti dilaporkan Fajar.co.id.
Mendiknas menyampaikan, sebanyak Rp89 triliun anggaran fungsi pendidikan dialokasikan untuk pemerintah pusat. Mendiknas memerinci, dari anggaran pusat sebanyak Rp55 triliun untuk Kemdiknas, Rp27 triliun untuk Kementerian Agama, dan Rp6,8 triliun untuk kementerian/lembaga lainnya.
"Ada 18 kementerian yang punya kewenangan untuk melaksanakan fungsi pendidikan. Olehnya, anggarannya juga disebar," katanya.
Adapun alokasi dana pengembangan pendidikan nasional sebanyak Rp1 triliun. Total anggaran telah mencapai Rp2 triliun akumulasi 2010 dan 2011. "Ini yang disebut dana abadi pendidikan," ujar Nuh.
Dari anggaran Kemendiknas Rp55 triliun sebagian besar digunakan untuk program pendidikan dasar Rp12,7 triliun (23 persen) pendidikan menengah Rp5 triliun (9,1 persen), dan pendidikan tinggi Rp28,8 triliun (51,9 persen).
"Anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi termasuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dimasukkan, sehingga sangat besar," ucapnya.
Nuh menambahkan, esensi pendidikan nasional adalah bagaimana seorang anak bisa mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.
Selanjutnya, bencana Gunung Merapi kerugian kerusakan fasilitas pendidikan ditaksir Rp4,1 triliun dan kebutuhan rehabilitasinya kurang lebih Rp4,4 triliun.
Rencana lain, Kemendiknas juga akan mematangkan program memperbanyak dosen S2 dan S3 pada 2011. Nuh memastikan pihaknya akan memaksimalkan beasiswa agar bisa mencetak doktor lebih banyak tahun ini.
Dana untuk mendukung program itu juga sudah disiapkan dari simpanan dana abadi Kemendiknas yang kini mencapai Rp2 triliun. Dana tersebut berasal dari dana abadi pada 2010 dan 2011 yang masing-masing berjumlah Rp1 triliun.
Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam rilis yang diterima kalangan wartawan, Minggu, 9 Januari. "Enam puluh persen lebih dana pendidikan ditransfer ke daerah," katanya, seperti dilaporkan Fajar.co.id.
Mendiknas menyampaikan, sebanyak Rp89 triliun anggaran fungsi pendidikan dialokasikan untuk pemerintah pusat. Mendiknas memerinci, dari anggaran pusat sebanyak Rp55 triliun untuk Kemdiknas, Rp27 triliun untuk Kementerian Agama, dan Rp6,8 triliun untuk kementerian/lembaga lainnya.
"Ada 18 kementerian yang punya kewenangan untuk melaksanakan fungsi pendidikan. Olehnya, anggarannya juga disebar," katanya.
Adapun alokasi dana pengembangan pendidikan nasional sebanyak Rp1 triliun. Total anggaran telah mencapai Rp2 triliun akumulasi 2010 dan 2011. "Ini yang disebut dana abadi pendidikan," ujar Nuh.
Dari anggaran Kemendiknas Rp55 triliun sebagian besar digunakan untuk program pendidikan dasar Rp12,7 triliun (23 persen) pendidikan menengah Rp5 triliun (9,1 persen), dan pendidikan tinggi Rp28,8 triliun (51,9 persen).
"Anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi termasuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dimasukkan, sehingga sangat besar," ucapnya.
Nuh menambahkan, esensi pendidikan nasional adalah bagaimana seorang anak bisa mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi.
Selanjutnya, bencana Gunung Merapi kerugian kerusakan fasilitas pendidikan ditaksir Rp4,1 triliun dan kebutuhan rehabilitasinya kurang lebih Rp4,4 triliun.
Rencana lain, Kemendiknas juga akan mematangkan program memperbanyak dosen S2 dan S3 pada 2011. Nuh memastikan pihaknya akan memaksimalkan beasiswa agar bisa mencetak doktor lebih banyak tahun ini.
Dana untuk mendukung program itu juga sudah disiapkan dari simpanan dana abadi Kemendiknas yang kini mencapai Rp2 triliun. Dana tersebut berasal dari dana abadi pada 2010 dan 2011 yang masing-masing berjumlah Rp1 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar