JAKARTA - Pernyataan Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola yang menyebutkan orang dayak terbiasa dengan pergaulan bebas, benar-benar melukai hati masyarakat pulau Kalimantan. Tak kurang melancarkan protes lewat media massa, warga Dayak juga melancarkan protes lewat unjuk rasa didaerah.
Hari ini, Sabtu (8/1/2011), perwakilan masyarakat Dayak Kalimantan yang tergabung dalam Majelis Dayak Nasional kembali menggelar demo protes terhadap pernyataan Thamrin. Namun kali ini unjuk rasa langsung digelar di Jakarta, tepatnya di Bundaran Hotel Indonesia.
Sedikitnya 100 orang pengurus Majelis Adat Dayak Nasional melancarakan demonya di Bundaran HI. Selain mengecam pernyataan Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola, massa juga menuntut agar yang bersangkutan meminta maaf kepada masyarakat Dayak.
Demo berlangsung tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Puluhan polisi tampak bersiaga menjaga aksi itu. Selain berorasi, beberapa pendemo menari khas dayak. Ada 20 orang mereka mengenakan pakaian adat Dayak dan membawa senjata perisai khas Dayak terus menari diiringi pukulan gendang.
Kelompok lain Majelis Adat Dayak Nasional melancarkan protes dengan membentangkan poster bernada sindiran. Poster paling mencolok bertuliskan "Dayak Menggugat Seret Thamrin ke Hukum", "Gelar Prof kok pikiran kotor", dan "Thamrin apa perlu mangkok merah berjalan."
Menurut Rustam Acong, seorang perwakilan dari pendemo, kata-kata Thamrin yang menyebutkan orang dayak terbiasa dengan hidup pergaualn bebas sangat melukai hati masyarakat dayak. Pernyataan Thamrin dianggap pelecehan terhadap adat istiada suku dayak.
"Kita keberatan dan protes terhadap Saudara Thamrin. Guna menghindari konflik horisontal, diharapkan dia (Thamrin) mempertanggungjawabkan perbuatanya secara pribadi di depan hukum dan di depan hukum adat dayak," kecam Rustam Acong, seorang perwakilan pendemo, seperti dilaporkan detikcom, Sabtu.
Selain itu, Thamrin juga diminta menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka dan tertulis melalui media massa maupun media elektronik kepada masyarakat Dayak paling lambat 1 minggu sejak hari ini.
Thamrin belum bisa dimintai tanggapannya soal aksi protes itu. Thamrin yang coba dihubungi wartawan, belum berhasil dikonfirmasi karena saat coba dikontak telepon selulernya sedang tidak aktif.
Seperti diketahui, pernyataan Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola mengenai orang dayak yang memicu protes itu diungkapnya saat bersaksi dihadapan majelis hakim pada sidang Ariel, Kamis 2 Desember 2010 lalu.
Saat coba diminta tanggapannya soal kasus Ariel, Thamrin malah mengungkapkan hasil penelitiannya soal kehidupan suku dayak. Kurang lebihnya, pernyataan Thamrin, "Dari hasil penelitian saya, bahwa di kalangan masyarakat Dayak, melakukan bersanggama tanpa diikat perkawinan sebagai hal biasa".
Hari ini, Sabtu (8/1/2011), perwakilan masyarakat Dayak Kalimantan yang tergabung dalam Majelis Dayak Nasional kembali menggelar demo protes terhadap pernyataan Thamrin. Namun kali ini unjuk rasa langsung digelar di Jakarta, tepatnya di Bundaran Hotel Indonesia.
Sedikitnya 100 orang pengurus Majelis Adat Dayak Nasional melancarakan demonya di Bundaran HI. Selain mengecam pernyataan Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola, massa juga menuntut agar yang bersangkutan meminta maaf kepada masyarakat Dayak.
Demo berlangsung tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Puluhan polisi tampak bersiaga menjaga aksi itu. Selain berorasi, beberapa pendemo menari khas dayak. Ada 20 orang mereka mengenakan pakaian adat Dayak dan membawa senjata perisai khas Dayak terus menari diiringi pukulan gendang.
Kelompok lain Majelis Adat Dayak Nasional melancarkan protes dengan membentangkan poster bernada sindiran. Poster paling mencolok bertuliskan "Dayak Menggugat Seret Thamrin ke Hukum", "Gelar Prof kok pikiran kotor", dan "Thamrin apa perlu mangkok merah berjalan."
Menurut Rustam Acong, seorang perwakilan dari pendemo, kata-kata Thamrin yang menyebutkan orang dayak terbiasa dengan hidup pergaualn bebas sangat melukai hati masyarakat dayak. Pernyataan Thamrin dianggap pelecehan terhadap adat istiada suku dayak.
"Kita keberatan dan protes terhadap Saudara Thamrin. Guna menghindari konflik horisontal, diharapkan dia (Thamrin) mempertanggungjawabkan perbuatanya secara pribadi di depan hukum dan di depan hukum adat dayak," kecam Rustam Acong, seorang perwakilan pendemo, seperti dilaporkan detikcom, Sabtu.
Selain itu, Thamrin juga diminta menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka dan tertulis melalui media massa maupun media elektronik kepada masyarakat Dayak paling lambat 1 minggu sejak hari ini.
Thamrin belum bisa dimintai tanggapannya soal aksi protes itu. Thamrin yang coba dihubungi wartawan, belum berhasil dikonfirmasi karena saat coba dikontak telepon selulernya sedang tidak aktif.
Seperti diketahui, pernyataan Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola mengenai orang dayak yang memicu protes itu diungkapnya saat bersaksi dihadapan majelis hakim pada sidang Ariel, Kamis 2 Desember 2010 lalu.
Saat coba diminta tanggapannya soal kasus Ariel, Thamrin malah mengungkapkan hasil penelitiannya soal kehidupan suku dayak. Kurang lebihnya, pernyataan Thamrin, "Dari hasil penelitian saya, bahwa di kalangan masyarakat Dayak, melakukan bersanggama tanpa diikat perkawinan sebagai hal biasa".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar