Rakyat tidak pernah mengerti mengapa kita impor BBM mentah
Oleh: Fransisca Setyawati
Rakyat tidak pernah mengerti mengapa kita impor BBM mentah, padahal kita adalah negara penghasil minyak mentah dunia.
Coba produksi minyak mentah kita diolah sendiri, Kalau pemerintah saat ini ribut dan sibuk dengan masalah subsidi BBM, perlu kita pelajari dengan kritis, benarkah kita perlu subsidi BBM? Misalkan kita bikin hitung-hitungan orang tidak sekolah. Anggap 1 US$ = Rp. 10.000.
Harga minyak mentah US$ 80 per barrel. Biaya untuk mengangkat BBM mentah dari perut bumi (lifting) + biaya pengilangan (refining) + biaya distribusi ke semua pompa bensin = US$ 10 per barrel. Volume 1 barrel = 159 liter.
Biaya produksi BBM premium Rp 100.000 : 159 = Rp. 628,93, kita bulatkan menjadi Rp. 630,- per liter. Harga minyak mentah dunia US$ 80 per barrel.
Kalau dalam rupiah, hitungannya adalah Rp 800.000 : 159 = Rp. 5.031,45. Kita bulatkan menjadi Rp. 5.000,- Keuntungan pemerintah Rp 5.000 – Rp 630 = Rp 4.370/liter.
Kalau produksi BBM kita 159.000.000 liter (1 juta barrel)/hari, maka keuntungan pemerintah Rp 694.830.000.000,-per hari. Setahun setara dengan Rp 250mas Trilyun lebih.
Dimana ruginya ya...? Lalu apa yang di subsidi...! Perhitungan ini menunjukkan bahwa bukan hal yang mustahil bila harga BBM premium kita Rp 1.500/liter."
Ini hasil diskusi penulis (Fransisca Setyawati) dengan mas Agus Setiawan (Research Associate GFi dan Pegiat Sosial Politik dari Unas) dan mas Hendrajit - (pengamat internasional, wartawan senior & penggiat theglobal review).
Di copas disini atas ide Itho Aristo Ch Amir.... silahkan didiskusikan ! semoga pasangan Bupati terpilih bisa memberikan pencerahan sesuai kondisi Batara....!
Penulis adalah warga Muara Teweh perantauan sekarang tinggal di Jakarta......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar