Ilustrasi Pesta Miras (Poto:wartakota.co.id) |
Hasilnya mudah ditebak, jauh dari menguntungkan malah menimbulkan modarat dan berbuah petaka. Bahkan satu nyawa melayang dengan sangat sia-sia setelah pesta miras itu usai mereka lakoni.
Korban tewas adalah Wagito sendiri. Siswa kelas 3 di sebuah Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) swasta di Kabupaten Bantul itu tak mampu lagi bernafas dikarenakan miras yang mereka tegak diduga hasil oplosan.
Tiga temannya di antaranya Agus Setiawan(18), Suryanto(17) dan Mardiyanto(18) selamat dari maut. Diperkirakan kondisi tiga rekannya itu kuat sehingga tak mengapa meminum miras oplosan tersebut. Wagito dan tiga rekannya adalah warga Dusun Bayuran Desa Poncosari Kecamatan Srandakan, Bantul.
Kepala Dusun Bayuran Sugiyo menyebutkan, sebelum kejadian itu Wagito dan tiga rekannya terlihat sempat menonton musik campursari di daerah Srandakan. Mungkin ditengah atau usai acara tersebut, mereka melakukan atau melanjutkan acara dengan berpesta miras oplosan.
"Miras diketahui jenis lapen kemudian mereka campur dengan susu dan madu di rumah Mardiyanto. Lapennya kira-kira setengah liter tapi kami tidak tahu di mana mereka membeli minuman lapen. Mereka minum di rumah Mardiyanto sampai pagi," kata Kadus Bayuran itu, seperti dikutif detiknews.
Paginya, atau usai pesta Miras Oplosan itu, kata Sugiyo, terlihat Wagito mengalami muntah-muntah. Wagito mengakui kepada rekannya bila kepalanya sangat pusing. Dibantu warga setempat kemudian Wagito langsung dibawa ke RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Namun, meski sempat dirawat, Wagito menghebuskan nafas terakhirnya di ruang UGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Menurut Sugiyo, semenjak dalam perjalanan hingga sampai rumah sakit, kondisi Wagito terus melemah dan kemudian meninggal dunia.
"Tiga teman Wagito tidak merasakan apa-apa, mungkin karena kondisi badannya kuat, sedang Wagito tidak, sehingga pagi harinya kondisinya drop dan meninggal dunia," timpalnya.
Sugiyo menduga keempat remaja itu melakukan pesta miras bersama-sama untuk merayakan lebaran. Sebelumnya mereka sempat menonton acara musik campur sari di desa lain. "Mungkin karena hari raya Lebaran, mereka punya uang kemudian dibelikan miras oplosan dan diminum bareng-bareng di rumah Mardiyanto," ucapnya.
Sejauh ini, kepolisian Bantul sedang melakukan penyelidikan tehadap kasus tersebut. Untuk mendukung pengungkapan kasus itu, pihak kepolisian setempat mengamankan barang bukti berupa sisa miras oplosan yang mereka tenggak dalam pesta miras tersebut.
Penyidik Polres Bantul juga meminta keterangan beberapa orang saksi, termasuk tiga rekan Wagito. Hingga Rabu malam, tiga rekannya itu masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Bantul.
Jenazah Wagito, dari hasil urun rembug antara pihak keluarga dan warga sekitar disepakati langsung dimakamkan. Keluarga juga sudah menerima kasus itu sehingga tak sampai dilakukan otopsi terhadap jenazah Wagito.
Oleh pihak keluarga, jenazah korban dari rumah sakit langsung dibawa pulang untuk dimakamkan.
"Tidak dilakukan otopsi karena pihak keluarga sudah menerima atau tak keberatan terhadap kejadian itu. Namun sebelumnya terlebih dahulu ada pembicaraan antara warga sekitar, keluarga bersama kepolisian Bantul," jelas Sugiyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar