google.com, pub-5013500952012613, DIRECT, f08c47fec0942fa0
☆BreakingNews >
Home » , , » Awang Faroek Tersinggung

Awang Faroek Tersinggung

| Diposting : Minggu, 31 Oktober 2010 | Pukul : 08.23.00 |

SAMARINDA - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengaku tersinggung terhadap kedatangan Komisi XI DPR RI ke Kaltim yang tidak terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pemprov, tapi langsung ke Penajam Paser Utara (PPU).

Soal ketersinggungannya itu disampaikan Awang Faroek saat diskusi Hari Sumpah Pemuda di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur, Kamis (28/10). Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achsanul Qosasi berkunjung ke PPU pada Rabu (27/10).

“Ada Komisi XI yang datang harusnya komunikasi dulu dengan Gubernur, baru ke daerah. Saya tersinggung,” katanya, dalam pertemuan yang pesertanya para pemuda tersebut.

Diketahui, kedatangan Achsanul Qosasi ke PPU untuk memantau lokasi pembangunan jembatan di Nipahnipah. Di lokasi bakal dibangun Jembatan Nipahnipah (PPU)-Melawai (Balikpapan) yang digagas oleh Pemkab PPU.

Dalam kunjungan itu, Achsanul mengatakan, dari sisi ekonomisn rencana pembangunan Jembatan Nipahnipah-Melawai sangat visibel dan ekonomis. "Saya yakin, akan banyak investor yang datang kemari (PPU, Red.),” ungkapnya.

Menurut Gubernur, silakan saja ada pembangunan Jembatan Nipahnipah-Melawai tersebut. Tapi saat ini yang sudah disepakati untuk menghubungkan PPU-Balikpapan adalah Jembatan Pulau Balang yang proyeknya sedang berjalan.

Menurutnya, proyek Jembatan Pulau Balang juga sudah ada di blue book-nya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Saya tidak menolak (Jembatan Nipahnipah-Melawai, Red.), tapi apakah sudah diteliti? Jembatan nanti masuk ke tengah kota, apa nggak buat macet Balikpapan?” kata Awang.

Terlebih lagi saat ini bentang pendek Jembatan Pulau Balang sudah dikerjakan. Proyek ini juga sudah dilakukan uji kelayakan sejak 1997 dan konstruksi dikerjakan pada tahun yang sama.

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Rusmadi menyebutkan, sebelum menyetujui Jembatan Pulau Balang pada 1997 lalu, Pemprov juga sudah melakukan kajian terhadap opsi lain.

Di antaranya, jembatan Gunung Steleng-Balikpapan, dan Nipahnipah-Melawai. ”Saat itu, berdasarkan kajian, Jembatan Pulau Balang-lah yang dinilai layak untuk dibangun,” kata Rusmadi.

Dengan dibangunnya jembatan itu pergerakan barang dan jasa dengan skala besar bisa dilakukan. Sehingga, akan menumbuhkan aktivitas produksi dan memberi multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.

"Yang penting, dalam pembangunan jembatan itu kita tetap memperhatikan faktor lingkungan," terangnya. Perkembangan saat ini, proyek jembatan tengah menuntaskan untuk bentang pendek sepanjang 470 meter.

Realisasi bentang pendek sekarang sudah menyentuh 30,3 persen. Dana yang sudah dikucurkan Rp 178 miliar. Sedangkan untuk bentang panjang dengan panjang 1.344 meter, dalam pembangunannya nanti diharapkan dari APBN dan bantuan pinjaman luar negeri. Total dana yang dibutuhkan adalah Rp 3,3 triliun. SUMBER : POSMETROBALIKPAPAN
Bagikan artikel ini :

Tidak ada komentar:

 
Hak Cipta© 2009-2016. Mardedi H Andalus | Semua hak dilindungi undang-undang.
Link: Facebook.com | Support: Creating Website | Blogger