YOGYAKARTA - Sabtu dini hari, tepatnya 30 Oktober 2010, Gunung Merapi kembali meletus. Letusan kali ini dilaporkan teramat dahsyat. Warga di lereng gunung dikejutkan oleh suara ledakan di puncak Merapi yang hingga memekakan telinga.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menggambarkan situasi kala itu dengan dua kata: seram dan panik.
"Tinggi asap 3,5 kilometer, warna hitam. Masyarakat panik karena Merapi tak pernah bikin petasan sebesar itu," kata Surono, seperti dikutif dari situs VIVAnews.
Dalam laporan aktivitas Merapi, Surono menjelaskan, telah terjadi letusan berupa awan panas besar berdurasi maksimum 22 menit.
"Berdasarkan hasil pemantauan instrumental, dan visual, sampai dengan pukul 03:00 WIB menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi,timpalnya.
Menurutnya, sejauh ini status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat 'awas' (level 4).
Berikut kronologi letusan Gunung Merapi :
29 Oktober 2010
- Pukul 19:23, 20:20, 21:40 WIB terjadi awan panas kecil-sedang arah ke Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Krasak.
30 Oktober 2010
- Pukul 00:16 WIB terjadi awan panas besar dengan durasi 7 menit ke arah K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
- Pukul 00:35 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 22 menit ke arah K. Gendol, K. Kuning, K. Krasak, K. Boyong.
- Pukul 00:50 WIB terjadi ledakan di puncak. Bola api dan letusan vertikal mencapai radius 2 km, tampak dari Pos Selo, Jrakah, Ngepos, dan Kaliurang. Ketinggian asap mencapai 3,5 km. Getaran letusan dapat dirasakan oleh penduduk yang berada dalam radius 12 km (Desa Srumbung di Barat Daya Gunung Merapi).
- Hujan pasir mencapai radius 10 km hingga Desa Hargobinangun, sedangkan hujan abu dilaporkan terjadi di Desa Krasak Kabupaten Bantul.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana meminta agar daerah rawan bencana III, khususnya di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam jarak radius 10 kilometer, dikosongkan.
Penduduk Sleman, Yogyakarta, serta Magelang dan Klaten di Jawa Tengah yang tinggal dekat dengan Merapi diminta mengungsi di daerah-daerah aman.
"Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi," Surono mengimbau.
"Tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi." timpalnya.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menggambarkan situasi kala itu dengan dua kata: seram dan panik.
"Tinggi asap 3,5 kilometer, warna hitam. Masyarakat panik karena Merapi tak pernah bikin petasan sebesar itu," kata Surono, seperti dikutif dari situs VIVAnews.
Dalam laporan aktivitas Merapi, Surono menjelaskan, telah terjadi letusan berupa awan panas besar berdurasi maksimum 22 menit.
"Berdasarkan hasil pemantauan instrumental, dan visual, sampai dengan pukul 03:00 WIB menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi,timpalnya.
Menurutnya, sejauh ini status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat 'awas' (level 4).
Berikut kronologi letusan Gunung Merapi :
29 Oktober 2010
- Pukul 19:23, 20:20, 21:40 WIB terjadi awan panas kecil-sedang arah ke Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Krasak.
30 Oktober 2010
- Pukul 00:16 WIB terjadi awan panas besar dengan durasi 7 menit ke arah K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
- Pukul 00:35 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 22 menit ke arah K. Gendol, K. Kuning, K. Krasak, K. Boyong.
- Pukul 00:50 WIB terjadi ledakan di puncak. Bola api dan letusan vertikal mencapai radius 2 km, tampak dari Pos Selo, Jrakah, Ngepos, dan Kaliurang. Ketinggian asap mencapai 3,5 km. Getaran letusan dapat dirasakan oleh penduduk yang berada dalam radius 12 km (Desa Srumbung di Barat Daya Gunung Merapi).
- Hujan pasir mencapai radius 10 km hingga Desa Hargobinangun, sedangkan hujan abu dilaporkan terjadi di Desa Krasak Kabupaten Bantul.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana meminta agar daerah rawan bencana III, khususnya di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam jarak radius 10 kilometer, dikosongkan.
Penduduk Sleman, Yogyakarta, serta Magelang dan Klaten di Jawa Tengah yang tinggal dekat dengan Merapi diminta mengungsi di daerah-daerah aman.
"Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi," Surono mengimbau.
"Tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi." timpalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar