MUARATEWEH - Debit sungai barito diwilayah Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya, selama tiga hari belakangan menampakan terjadi peningkatan dari pekan lalu. Ini setelah kota Muara Teweh, ibukota Kabupaten Barut, dan desa sekitarnya beberapa hari ini berturut-turut diguyur hujan lebat.
Pantauan, Minggu (31/10/2010) malam, debit air terus merangkak naik. Bahkan beberapa lokasi dataran rendah seperti di Jalan Merak dan gang Paraguai, sudah mulai terligat genangan air. Beberapa warga tampak kembali bersiap-siap, untuk menjaga kemungkinan banjir musiman tiba kembali.
"Sudah tiga hari ini debit air naik. Sejak Minggu pagi, air terus merangkak hingga beberapa tempat terendah pemukimanan penduduk di pinggiran sungai Butong (anak sungai Barito), tampak mulai tergenang air," ucap Saripah, warga Gang Paraguai, Minggu malam, via ponsel.
Sementara itu, kapal maupun tongkang bertonse berat yang sebelumnya sempat tertahan karena air surut, sejak tiga hari lalu dilaporkan sudah mulai melanjutkan perjalanan. Namun mereka masih ada yang belum bisa beroperasi karena ketinggian air menghalangi untuk melewati jembatan penyeberangan DAS Barito (KH Hasan Basri).
"Ini bakai buah simalakama. Surut tak bisa beroperasi, debit air terlalu tinggi juga tak bisa jalan. Kita masih menunggu air sedang baru bisa beroperasi," ucap salah satu awak kapal, kemaren.
Pantauan, Minggu (31/10/2010) malam, debit air terus merangkak naik. Bahkan beberapa lokasi dataran rendah seperti di Jalan Merak dan gang Paraguai, sudah mulai terligat genangan air. Beberapa warga tampak kembali bersiap-siap, untuk menjaga kemungkinan banjir musiman tiba kembali.
"Sudah tiga hari ini debit air naik. Sejak Minggu pagi, air terus merangkak hingga beberapa tempat terendah pemukimanan penduduk di pinggiran sungai Butong (anak sungai Barito), tampak mulai tergenang air," ucap Saripah, warga Gang Paraguai, Minggu malam, via ponsel.
Sementara itu, kapal maupun tongkang bertonse berat yang sebelumnya sempat tertahan karena air surut, sejak tiga hari lalu dilaporkan sudah mulai melanjutkan perjalanan. Namun mereka masih ada yang belum bisa beroperasi karena ketinggian air menghalangi untuk melewati jembatan penyeberangan DAS Barito (KH Hasan Basri).
"Ini bakai buah simalakama. Surut tak bisa beroperasi, debit air terlalu tinggi juga tak bisa jalan. Kita masih menunggu air sedang baru bisa beroperasi," ucap salah satu awak kapal, kemaren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar