google.com, pub-5013500952012613, DIRECT, f08c47fec0942fa0
☆BreakingNews >
Home » , » Korban Tewas Tsunami Mentawai 408 Jiwa, hilang 303 orang

Korban Tewas Tsunami Mentawai 408 Jiwa, hilang 303 orang

| Diposting : Minggu, 31 Oktober 2010 | Pukul : 11.55.00 |

web
MENTAWAI - Korban tsunami di Kepulauan Mentawai terus bertambah. Data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) korban tewas mencapai 394 jiwa. "Hingga pukul 11.00 WIB korban meninggal 394 orang, hilang 312 orang," kata petugas BPBD, Heri, dikutif dari situs detikcom, Kamis (28/10) malam.

Heri mengatakan, sebagian dari korban tewas telah dievakuasi. Sementara sebagian lainnya sudah dimakamkan. "Data itu dari 4 kecamatan dan 18 desa," timpalnya.

Heri menambahkan, proses evakuasi mengalami hambatan di lapangan. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti transportasi dan logistik.

"Yang paling penting itu keterbatasan perahu dan sulitnya menjangkau lokasi korban. Untuk yang paling dekat saja butuh waktu 1 jam paling jauh 4 jam," imbuh Heri.

Selain itu, komunikasi di Kepulauan Mentawai juga tidak berjalan dengan baik. Hanya pada waktu tertentu komunikasi lancar dan tidak terputus. "Di sini hanya simpati yang bisa komunikasi. Itu juga putus-putus," ungkapnya.

Sementara itu, kabar terbaru menyebutkan hingga saat ini, korban yang meninggal akibat terjangan tsunami di kepulauan Mentawai, Sumbar, mencapai 408 orang. Di antara yang selamat menceritakan ombak tsunami bak suara hantu di malam buta.

Data yang dihimpun dari posko kesehatan Sikakap, jumlah warga yang tewas mencapai 408 orang, korban yang masih hilang 303 orang, luka berat sebanyak 270 orang dan luka ringan 142 orang.

Sedangkan yang mengungsi sebanyak 22.595 orang. Adapun rumah yang rusak berat sebanyak 517 buah dan rusak ringan 204 buah. Sedangkan sekolah rusak 6 buah dan tempat ibadah 8 buah.

Suasana mencekam saat tsunami menerjang diceritakan Pardinus (31), seperti dikutif detikcom. Saat itu, warga Muntai tengah tertidur lelap. Tiba-tiba dibangunkan oleh suara deru yang sangat keras sekitar pukul 02.30 WIB.

"Seperti suara hantu. Bukan hanya ombak besar. Sadar-sadar saya sudah di tempat ini," kata Pardinus yang mengungsi di Gereja GKPM Sikakap.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Mentawai, Jumat (29/10), cuaca buruk masih menyelimuti Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat. Akibatnya, proses pemulihan Mentawai pasca tsunami mengalami hambatan.

Cuaca buruk itu nampak ketika KM Barau berlayar dari Padang menuju Sikakap selama 18 jam. Ombak besar dan hujan deras mengguyur sepanjang pelayaran. Bahkan suara debur ombak terasa menghatam lambung kapal. Ketika sampai di Sikakap hujan besarpun langsung mengguyur.

Menurut prakiraan cuaca yang di keluarkan BMKG gelombang tersebut berkisar antara 2 hingga 3 meter hingga 31 Oktober. Bahkan pada tanggal 1 dan 2 November 2010 diperkirakan tinggi gelombang lebih dari 3 m hingga 6 meter.

Akibat cuaca yang belum bersahabat, distribusi bantuan masih terhambat. Ribuan mie instan, air mineral, beras dan sembako lainnya masih terkonsentrasi di Sikakap dan wilayah sekitar.

Namun untuk mencapai Muntai dan pantai selatan yang terlanda bencana paling parah harus berkompromi dengan alam.
Bagikan artikel ini :

Tidak ada komentar:

 
Hak Cipta© 2009-2016. Mardedi H Andalus | Semua hak dilindungi undang-undang.
Link: Facebook.com | Support: Creating Website | Blogger