google.com, pub-5013500952012613, DIRECT, f08c47fec0942fa0
☆BreakingNews >
Home » , , , » Tanggulangi bencana banjir dalam kota, sungai bengaris dinormalisasi

Tanggulangi bencana banjir dalam kota, sungai bengaris dinormalisasi

| Diposting : Senin, 25 Oktober 2010 | Pukul : 15.06.00 |

Banjir di Barut beberapa tahun silam (dok : SP)
MUARATEWEH - Meski tergolong dataran tinggi, namun beberapa rumah di sebelah atas kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara (Barut) masih mudah diterjang banjir. Apalagi bila intensitas hujan tinggi, hanya kurang lebih beberapa jam diguyur hujan, beberapa rumah didaerah rawan banjir itu kerab tergenang air.

Penyebabnya, lantaran terjadi pendangkalan beberapa anak sungai yang mengitari kota Muara Teweh, salah satunya sungai Bengaris yang bermuara di hilir dermaga.

"Kita tiap tahu melakukan perawatan rutin terhadap sungai Bengaris. Tahun ini ada tujuh kilometer pembersihan kita tangani, dari panjang seluruhnya 11 kilomter," ucap Kabid Pengairan Dinas PU Barito Utara (Barut), Kalteng Mansaji, Senin (25/10/2010).

Mansaji yang didampingi kepala pelaksana kegiatan Asrol menambahkan, kedepannya rencana pihaknya akan membuata penampungan sementara sungai tersebut. Hal itu agar daerah rawan banjir seperti di komplek Wirapraja dan Ronggolawe tak lagi mudah tergenang air hujan intensitas tinggi.

"Kita perlu dukungan dana untuk normalisasi sungai Bengaris. Sebab kalu hanya ditangani dengan mengeruk sungai hasilnya tak maksimal. Idealnya tebih sungai dipasangi turap kemudian di dua titip dibangunkan bak atau kolam penampungan air sementara (Tandown)," tambah Asrol, didampingi PPTK penanggulanan banjir Dispu Barut, Alwis.

Sekadar diketahui, daerah rawan banjir di sepanjang tepian sungai Bengaris, seperti komplek jalan pramuka, komplek Ronggolawe dan Wirapraja, mudah sekali tergenang air. Meski bukan musim penghujan, bila suatu hari hujan lama mengguyur kota setempat, daerah rawan banjir itu pasti tergenang dengan kedalaman hampir mencapai pinggang orang dewasa.

Belakangan penanganan hanya sebatas pengerukan dasar sungai. Hal itu dianggap kurang maksimal karena bila dipinggir sungai terjadi longsor akan mengakibatkan pendangkalan kembali beberapa titip lintasan dalam kota.

"Dana untuk ini harus sesuai dengan rencana kegiatan. Bila hanya dialokasikan dana seadanya, dipastikan penanganan tak bakalan maksimal, atau hanya bisa dilakukan perawatan seadanya," timpal Asrol.
Bagikan artikel ini :

Tidak ada komentar:

 
Hak Cipta© 2009-2016. Mardedi H Andalus | Semua hak dilindungi undang-undang.
Link: Facebook.com | Support: Creating Website | Blogger