Kepulan Asap Merapi. Poto:suarapembaruan.com |
Alat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menangkap, sepanjang Senin (1/11/2010), terjadi tujuh kali Gunung Merapi memuntahkan awan panas atau wedhus gembel. Awan panas tersebut sebelum diduga kuat sebagai penyebab meninggalnya korban letusan, termasuk sang juru kuncil Mbah Marijan.
Menurut petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, letusan itu diawali gempa dengan frekuensi rendah pada pukul 09.47 WIB. Kemudian diikuti guguran lapa panas dari ukuran kecil hingga sedang sekitar pukul 09.50 WIB. Selanjutnya pukul 10.00-10.02 WIB, terjadi guguran besar yang diikuti semburan awan panas pertama 10.03-10.05 WIB.
Muntahan awan panas kedua terjadi pukul 10.05-10.08 WIB, seterusnya ketiga pukul 10.20-10.24 WIB, keempat pukul 10.56-10.59 WIB, kelima pukul 11.00-11.02 WIB, dan semburan awan panas keenam pada pukul 11.45-11.47 WIB.
Umumnya arah awan panas tampak mengalir ke Kali Gendol dan Kali Woro dengan jarak luncur 4 kilometer sampai ke Bukit Kendil. Asap sulfatara putih dan asap coklat pekat meluncur vertikal ke atas dengan ketinggian 1,5 kilometer dalam kondisi arah angin bertiup ke timur dan utara.
Sampai pukul 18.00 tadi, sudah terjadi 86 guguran, 13 kali gempa multifase, dan tiga kali gempa frekuensi rendah.
Disekitar lokasi cuaca relatif berkabur pekat dan awan mendung sehingga pengamatan visual dari pos-pos pengamatan Gunung Merapi mulai pukul 12.00-18.00 WIB hanya bisa berlangsung singkat.
Usai semburan awan panas terakhir pukul 10.02-11.45 WIB, aktifitas Gunung Merapi masih menampakan keluarnya kepulan asap sulfatara dari puncaknya. Namun suara gemuruh atau dentuman, seperti yang sebelumnya sering terjadi bila dalam proses letusan, Senin tak lagi terdengar.
Juga semburan awan panas, guguran, hujan abu, dan pasir, setelah letusan terkahir tak terlihat lagi. Meski begitu, semua aktivitas didesa sekitar Gunung Merapi diminta waspada penuh, guna menjaga kemungkinan terburuk, bila merapai mendadak kembali beraktifitas, terutama semburan awan panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar