SUARAPUBLIC.COM - Komite Perlindungan Jurnalis, organisasi nirlaba yang bekerja untuk perlindungan kebebasan pers dengan kantor pusat New York, Amerika Serikat, mendesak investigasi mendalam terhadap kematian Alfrets Mirulewan, Pimpinan Redaksi Pelangi Maluku.
"Melihat proses kematiannya, sangat beralasan Alfrets dibunuh karena karyanya," tulis Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis untuk Asia, Bob Dietz dalam surat elektronik yang diterima kemarin.
Alfrets ditemukan tewas di Pantai Nama Wonreli, Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku. Rekan Alfrets, Leksi Kikilai yang menemani saat terakhir mengatakan, Afrets tengah menyelidiki dugaan penyelundupan dan penimbunan bahan bakar minyak.
Bob mengatakan, reputasi Indonesia yang aman bagi pembunuh jurnalis sudah dikenal masyarakat dunia. Buktinya adalah dua jurnalis televisi sudah dibunuh sepanjang 2010.
Keduanya adalah Ridwan Salamun, reporter Sun TV yang dibunuh pada Agustus lalu di Maluku, dan Ardiansyah Matra, reporter TV Merauke juga ditemukan meninggal November lalu. "Tapi tak ada penuntutan kasus mereka," paparnya.
Penelitian Komite, 90 persen kematian jurnalis di seluruh dunia terjadi pada reporter lokal. Sayangnya 90 persen kasus pembunuhan jurnalis juga tak terpecahkan.(*)
"Melihat proses kematiannya, sangat beralasan Alfrets dibunuh karena karyanya," tulis Koordinator Komite Perlindungan Jurnalis untuk Asia, Bob Dietz dalam surat elektronik yang diterima kemarin.
Alfrets ditemukan tewas di Pantai Nama Wonreli, Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku. Rekan Alfrets, Leksi Kikilai yang menemani saat terakhir mengatakan, Afrets tengah menyelidiki dugaan penyelundupan dan penimbunan bahan bakar minyak.
Bob mengatakan, reputasi Indonesia yang aman bagi pembunuh jurnalis sudah dikenal masyarakat dunia. Buktinya adalah dua jurnalis televisi sudah dibunuh sepanjang 2010.
Keduanya adalah Ridwan Salamun, reporter Sun TV yang dibunuh pada Agustus lalu di Maluku, dan Ardiansyah Matra, reporter TV Merauke juga ditemukan meninggal November lalu. "Tapi tak ada penuntutan kasus mereka," paparnya.
Penelitian Komite, 90 persen kematian jurnalis di seluruh dunia terjadi pada reporter lokal. Sayangnya 90 persen kasus pembunuhan jurnalis juga tak terpecahkan.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar