google.com, pub-5013500952012613, DIRECT, f08c47fec0942fa0
☆BreakingNews >
Home » , » Satu Keluarga Tertimbun Longsor

Satu Keluarga Tertimbun Longsor

| Diposting : Rabu, 01 Desember 2010 | Pukul : 09.04.00 |

CIBURIAL - Pasangan suami istri Rohendi (37) dan Iip Sarifah (37) dan anaknya, M. Hafid Hawaf (5), tewas tertimpa longsor di Kp. Sekebulu RT 03/RW 04 Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, Senin (29/11) malam.

Ketiganya meninggal saat tertidur lelap tertimpa tembok dinding kamar yang terkena longsoran tanah dari samping rumah. Keluarga ini dimakamkan secara berdampingan di belakang rumah pada Selasa (30/11) dan dihadiri warga sekitar.

Musibah yang menimpa keluarga ini terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, saat hujan deras mengguyur daerah Sekebulu. Tanpa diduga, tebing di samping rumah korban longsor dan menimpa kamar di mana para korban tengah tertidur lelap.

Mendengar suara keras, penghuni rumah lainnya, Sofi (18) dan ibunya, Narsih terbangun dan melihat kamar pasangan Rohendi dan Iip sudah penuh dengan tanah. Melihat ini, Sofi langsung berteriak memberitahukan kejadian itu kepada warga sekitar.

Dengan alat seadanya, warga yang berdatangan berusaha melakukan evakuasi. Gundukan tanah yang memenuhi ruangan berukuran 3 x 2,5 meter itu berusaha digali warga.

"Mendengar kabar ini, kami semua langsung mencoba mengevakuasi tanah yang ada di dalam kamar. Kami coba gali dengan tangan," ungkap Ketua RW 04, Ahmad Saimi, dikutif situs galamedia.com, kemaren.

Saat ditemukan, Iip tengah memeluk sang anak Hafid, yang sudah tertimpa tembok kamarnya. Saat evakuasi, warga sempat melihat Hafid masih hidup, dan segera membawanya ke rumah sakit. Namun di perjalanan, Hafid meninggal.

"Yang pertama ditemukan Iip yang tengah memeluk Hafid. Saat diangkat, tubuh Hafid hangat dan kami mencoba membawanya ke rumah sakit. Tapi di tengah jalan Hafid sudah meninggal," jelas Ahmad.

Sekitar 30 menit kemudian, Rohendi bisa diangkat dari timbunan tembok dan tanah longsor dengan keadaan sudah tidak bernyawa. "Yang terakhir berhasil kita angkat adalah Rohendi, karena posisinya berada di pinggir dekat dinding yang roboh. Untuk mengangkatnya sangat sulit karena gundukan tanah yang menimbunnya sangat banyak," paparnya.

Ahmad menduga longsor terjadi karena beban tanah yang terlalu berat hingga akhirnya turun. Lokasi permukiman yang berdiri di antara tebing membuat rumah di desa tersebut rawan terkena longsoran. Biasanya longsor terjadi saat hujan turun. "Ya, mungkin karena saluran airnya enggak bener," katanya.

Bagikan artikel ini :

Tidak ada komentar:

 
Hak Cipta© 2009-2016. Mardedi H Andalus | Semua hak dilindungi undang-undang.
Link: Facebook.com | Support: Creating Website | Blogger