SUARAPUBLIC.COM - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menyatakan ada 650 hektare lahan padi di Kecamatan Kapuas Murung terendam banjir sehingga kemungkinan tidak bisa dipanen.
"Akibat banjir itu semaian padi unggul untuk masa tanam Oktober-Maret menjadi rusak dan tidak bisa terpakai lagi," jabar Kadis tanaman Pangan dan Hortikulutura Kapuas Afiadin Husni di, Minggu (12/12/2010).
Pihaknya melalui Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terus mendorong petani setempat agar menanam padi unggul ketika air telah surut. "Konsekuensinya tentu untuk masa tanam padi lokal pada musim tanam April-September akan mengalami pergeseran," sebutnya.
Cara tersebut harus dilakukan pihaknya karena daerah itu merupakan salah satu sentra penghasil gabah untuk Kabupaten Kapuas. Banjir tersebut telah beberapa kali terjadi di daerah itu akibat tanggul atau pintu air Kahuripan di Sungai Barito yang mengairi kawasan pertanian di daerah itu jebol.
Posisi pintu air tersebut ternyata lebih rendah dari ketinggian air ketika terjadi banjir. Salah satu solusinya agar daerah itu tidak dilanda banjir, kata Afiadin, perlu pembangunan pintu air yang lebih tinggi dari permukaan air ketika banjir.
"Dengan adanya pintu air yang baik didaerah itu, minimal ketika terjadi banjir atau air pasang, ketinggian air tidak setinggi seperti saat ini yang merendam sebagian rumah warga," pungkas Afiadin.(*)
"Akibat banjir itu semaian padi unggul untuk masa tanam Oktober-Maret menjadi rusak dan tidak bisa terpakai lagi," jabar Kadis tanaman Pangan dan Hortikulutura Kapuas Afiadin Husni di, Minggu (12/12/2010).
Pihaknya melalui Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terus mendorong petani setempat agar menanam padi unggul ketika air telah surut. "Konsekuensinya tentu untuk masa tanam padi lokal pada musim tanam April-September akan mengalami pergeseran," sebutnya.
Cara tersebut harus dilakukan pihaknya karena daerah itu merupakan salah satu sentra penghasil gabah untuk Kabupaten Kapuas. Banjir tersebut telah beberapa kali terjadi di daerah itu akibat tanggul atau pintu air Kahuripan di Sungai Barito yang mengairi kawasan pertanian di daerah itu jebol.
Posisi pintu air tersebut ternyata lebih rendah dari ketinggian air ketika terjadi banjir. Salah satu solusinya agar daerah itu tidak dilanda banjir, kata Afiadin, perlu pembangunan pintu air yang lebih tinggi dari permukaan air ketika banjir.
"Dengan adanya pintu air yang baik didaerah itu, minimal ketika terjadi banjir atau air pasang, ketinggian air tidak setinggi seperti saat ini yang merendam sebagian rumah warga," pungkas Afiadin.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar