GUNUNG Merapi kembali memuntahkan awan panasnya, kemaren. Kali ini letusan lebih dahsyat dibanding sebelumnya. Akibatnya ribuan pengungsi di kawasan Sleman, Yogyakarta, yang berbondong-bondong menuruni lereng gunung dihinggapi rasa kepanikan.
Gemuruh keras yang diikuti hujan kerikil dari aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta itu menambah kepanikan pengungsi.
Seperti dikutif dari laporan detikcom, Jumat (5/11/2010) pukul 01.15 WIB, kepanikan terasa dihampir semua posko-posko pengungsian. Pengungsi tampak berhamburan meninggalkan posko untuk menyelamatkan diri.
Mereka sigap menaiki setiap kendaraan untuk menyelamatkan diri. Usaha para pengungsi ini untuk mencari tempat aman tampak tidak mudah, sebab kondisi sekitar yang terus diguyur hujan kerikil bercampur debu dari abu vulkanik membuat langkah mereka semakin berat.
Bau tajam belerang di km 6 sudah sangat terasa menusuk hidung. Sepanjang jalan Kaliurang macet parah dengan kepadatan warga dan kendaraan yang akan mengevakuasi pengungsi.
Jalanan yang sempit membuat mereka berdesak-desakan dan saling mengumbar klakson kendaraan. Bahkan beberapa kendaraan roda dua jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang licin.
Saat ini kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian sangat padat. Mobil yang membawa pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor adu kencang dan terburu-buru.
Satu jam lalu gemuruh keras disertai sambaran petir dan turun hujan kerikil terasa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pakem, Turi dan Cangkringan. Para pengungsi ini dipindahkan ke Stadion Maguoharjo di Kecamatan Depok, Sleman.
Sebelumnya gemuruh disertai getaran keras mengguncang lereng Merapi. Kementerian ESDM kemudian mengumumkan agar seluruh warga di lereng merapi direlokasi ke pengungsian yang lebih aman.
Gemuruh keras yang diikuti hujan kerikil dari aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta itu menambah kepanikan pengungsi.
Seperti dikutif dari laporan detikcom, Jumat (5/11/2010) pukul 01.15 WIB, kepanikan terasa dihampir semua posko-posko pengungsian. Pengungsi tampak berhamburan meninggalkan posko untuk menyelamatkan diri.
Mereka sigap menaiki setiap kendaraan untuk menyelamatkan diri. Usaha para pengungsi ini untuk mencari tempat aman tampak tidak mudah, sebab kondisi sekitar yang terus diguyur hujan kerikil bercampur debu dari abu vulkanik membuat langkah mereka semakin berat.
Bau tajam belerang di km 6 sudah sangat terasa menusuk hidung. Sepanjang jalan Kaliurang macet parah dengan kepadatan warga dan kendaraan yang akan mengevakuasi pengungsi.
Jalanan yang sempit membuat mereka berdesak-desakan dan saling mengumbar klakson kendaraan. Bahkan beberapa kendaraan roda dua jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang licin.
Saat ini kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian sangat padat. Mobil yang membawa pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor adu kencang dan terburu-buru.
Satu jam lalu gemuruh keras disertai sambaran petir dan turun hujan kerikil terasa di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pakem, Turi dan Cangkringan. Para pengungsi ini dipindahkan ke Stadion Maguoharjo di Kecamatan Depok, Sleman.
Sebelumnya gemuruh disertai getaran keras mengguncang lereng Merapi. Kementerian ESDM kemudian mengumumkan agar seluruh warga di lereng merapi direlokasi ke pengungsian yang lebih aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar