MUARA TEWEH - Rencana pembangunan kawasan agrowisata segera direalisasikan. Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Pemkab Barut), menyiapkan lahan 50 hektar untuk program obyek wisata buah tersebut.
"Selain lokasi terpusat pembibitan hortikultera, kawasan agrowisata ini juga berfungsi sebagai obyek wisata," kata Ir Setia Budi, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barut, Selasa (4/12).
Tanaman akan dikembangkan di kawasan agrowisata, di antaranya salak tanpa biji, kelengkeng dataran endah, cempedak lokal, cempedak king (tanpa biji), dan berbagai varietas bibit durian.
Uniknya, bibit cempedak king (tanpa biji) yang akan dikembangkan, khusus didatangkan dari Malaysia. Selain itu, juga tanaman bibit alpukat, mangga, jeruk siam, duku palembang, dan rambutan rapiah.
"Kini sudah ada tanaman buahan langka khas Kalimantan tumbuh berkembang di kawasan itu. Seperti tangkuhis, siwaw (rambutan hutan), bulau, tangkaring, manggis, dan lanamon," jelas Budi.
Lokasi agrowisata di sentra pembibitan hortikultura milik Pemkab Barut tersebut, terletak di kilometer 7, Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu. Kini luasan sudah dikembangkan sekitar 11 hektare.
Menariknya, tanaman buah tangkuhis sangat diminati masyarakat. Maklum buah Tangkuhis, familiar bagi suku dayak. Buah itu biasa disebut Lengkeng atau buah mata kucing bagu orang dayak.
Kawasan agrowisata itu diperluas hingga mencapai 50 hektare. Rencananya, selain tanaman berbagai jenis buah-buahan, kawasan itu juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana menunjang pariwisata.
Di kawasan itu, kini sedang dilakukan pembenahan lahan. Program obyek wisata buah ini, diperkirakan selesai dalam waktu dua tahun. Tapi fungsi tempat wisatanya sudah dioperasikan tahun ini.
Selain itu, telah pula dikembangkan tanaman obat yang tumbuh di kawasan hutan daerah ini guna mencegah kepunahan, seperti tanaman Saluang Belum, Pasak Bumi, dan Mahkota Dewa.
"Ini menarik, maklum kawasan itu juga berfungsi sebagai balai benih pembibitan berbagai jenis tanaman, dan tempat pemeliharaan binatang ternak ternak seperti Landak, Kancil dan Rusa," sebut Budi. edi
"Selain lokasi terpusat pembibitan hortikultera, kawasan agrowisata ini juga berfungsi sebagai obyek wisata," kata Ir Setia Budi, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Barut, Selasa (4/12).
Tanaman akan dikembangkan di kawasan agrowisata, di antaranya salak tanpa biji, kelengkeng dataran endah, cempedak lokal, cempedak king (tanpa biji), dan berbagai varietas bibit durian.
Uniknya, bibit cempedak king (tanpa biji) yang akan dikembangkan, khusus didatangkan dari Malaysia. Selain itu, juga tanaman bibit alpukat, mangga, jeruk siam, duku palembang, dan rambutan rapiah.
"Kini sudah ada tanaman buahan langka khas Kalimantan tumbuh berkembang di kawasan itu. Seperti tangkuhis, siwaw (rambutan hutan), bulau, tangkaring, manggis, dan lanamon," jelas Budi.
Lokasi agrowisata di sentra pembibitan hortikultura milik Pemkab Barut tersebut, terletak di kilometer 7, Jalan Negara Muara Teweh-Puruk Cahu. Kini luasan sudah dikembangkan sekitar 11 hektare.
Menariknya, tanaman buah tangkuhis sangat diminati masyarakat. Maklum buah Tangkuhis, familiar bagi suku dayak. Buah itu biasa disebut Lengkeng atau buah mata kucing bagu orang dayak.
Kawasan agrowisata itu diperluas hingga mencapai 50 hektare. Rencananya, selain tanaman berbagai jenis buah-buahan, kawasan itu juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana menunjang pariwisata.
Di kawasan itu, kini sedang dilakukan pembenahan lahan. Program obyek wisata buah ini, diperkirakan selesai dalam waktu dua tahun. Tapi fungsi tempat wisatanya sudah dioperasikan tahun ini.
Selain itu, telah pula dikembangkan tanaman obat yang tumbuh di kawasan hutan daerah ini guna mencegah kepunahan, seperti tanaman Saluang Belum, Pasak Bumi, dan Mahkota Dewa.
"Ini menarik, maklum kawasan itu juga berfungsi sebagai balai benih pembibitan berbagai jenis tanaman, dan tempat pemeliharaan binatang ternak ternak seperti Landak, Kancil dan Rusa," sebut Budi. edi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar